Postingan

Mereka menyebutnya Kota Di Atas Awan

Masyarakat sekitar menyebut kota ini sebagai Kota di Atas Awan, karena mungkin letaknya di 3.000 meter dari pantai Mimika. Sebuah kota kecil yang terletak di tengah Hutan dengan tata letak yang khas standar Amerika. Kota yang selalu dipayungi kabut dan sangat jarang terpapar akan sinar matahari. Jadi tidak heran jika melihat banyak orang jalan dengan selalu membawa payung karena memang hampir setiap hari hujan mengguyur kota ini. Tembagapura adalah nama kota kecil ini. Sebuah nama yang dianugerahkan oleh Presiden Soeharto sekitar tahun 70-an. Meskipun di tengah hutan belantara dan berada di atas gunung tapi tidak membuat kota kecil ini menjadi kota yang tertinggal. Justru jika dibandingkan dengan Distrik lainya bahkan dengan kecamatan yang ada di Indonesia terlihat sekali perbedaanya.Tata Kota Tembagapura yang sangat teratur dan rapi, segala fasilitas yang lengkap dengan standar internasional juga ada disana. Mulai dari Sekolah, Rumah Sakit, Supermarket, layanan perbankan hingga
Rasa Kehilangan atau kah Kehilangan Rasa? Sering sekali mendengarkan dua kata tersebut dari beberapa temen. Akhirnya membuat sedikit berpikir, sebenernya dua kata tesebut hampir sama mungkin hanya penempatannya saja yang berbeda. Tetapi sebenarnya jika kita melihat dari sisi lainnya, yang membedakan bukan hanya itu tetaapi proses dan penyebabnya juga berbeda. So let’s differentiate both of those frase.. Let’s make some example, mungkin kita pernah merasa ada keterkaitan dengan seseorang atau mungkin benda. Kita merasa nyaman, sayang, bangga, cinta, dan kita juga tidak pernah dikecewakan. Ketika kita sudah merasa seperti itu dan tiba-tiba saja ada hal yang merenggutnya, mengambilnya dengan paksa, sehingga kita tidak bisa menyayangi, mencintai, memilkinya, dan juga menyentuhnya lagie. Nah inilah yang akan kita sebut sebagai kehilangan rasa. Lain lagie dengan yang satu ini, ketika kita pernah merasa nyaman sayang, cinta, dan juga tidak pernah merasa dikecewakan dengan orang atau be

Pesenan Resep Pempek

Gambar
Ada yang bilang segala sesuatu itu harus dilihat dari dua sudut pandang.. Begitu juga dengan tinggal ditengah-tengah hutan belantara gini (sedikit lebay sii). Karena disini gak ada yang jual makanan, jadi kalo lagie kepengen makan apa gitu harus masak sendiri… Resep kali ini pempek Palembang, udah dech kalo ngomong makanan satu ini itu gak ada matinya,,perut udah kenyang tapi mulut masi berasa mau makan terus… Jadie bahan apa ajah yang perlu disiapin…. 1.       Ikan tenggiri bisa juga pake ikan kakap putih. (Karena kemaren mau lebaran susah cari ikan tenggiri, jadie coba pake ikan kakap putih ternyata enak juga). 2.       Tepung sagu secukupnya 3.       Garam dapur 4.       Penyedap rasa 5.       Minyak wijen secukupnya 6.       Air 7.       Air panas (buat ngerebus) kasi sedikit minyak e… Cara membuat: 1.       Bersihkan ikan tenggiri dari kulit dan dagingnya. Baru setelah itu digiling. 2.     Campur ikan yang udah digiling tadi dengan air, perbandingannya sii

The special one

Dia ini adalah seorang laki-laki yang baik banget. Dan I’m glad to have him. Dia mungkin memang bukan seorang yang sempurna, tapi saat ini dialah yang terbaik buat aku. Dia  adalah Teguh Utomo, kita memang memiliki karakter dan sifat yang sangat jauh berbeda banget. Tapi yach itu lah gak ada itu suatu relationship yang sempurna, saling melengkapi harus begitu. Aku ngerasa beruntung banget bisa sama-sama dia sekarang, banyak hal yang dia ajarkan, meskipun itu terkadang menyakitkan (awalnya), tapi lama-kelamaan aku sadar it’s for the sake of me (us lebih tepat). Dengan kata-katanya dia yang tak terduga membuat aku membuka mataku, menyadarkan makna kita hidup, yang pasti dia mengajarkan (ato menguji ya) kesabaran. Akhir-akhir ini aku sering banget cari gara-gara sama dia, sering marah-marah, ngambek-ngambekan gak jelas gitu (kangen mungkin yach). Jadie ngerasa bersalah,huuhuh >.< Tapie dengan cara dia, dia selalu coba menenangkan dan make everything better. Dengan kata-kata anda

You and Me = Us

Gambar
Aku bersyukur dalam perjalanan hidupku aku bertemu dengan begitu banyak orang...dan salah satunya (mungkin salah banyaknya) adalah orang-orang ini...Well,, they are trully amazing for me.. meskipun aku tidak bertumbuh dengan mereka, tetapi sifat dan karakter merekalah aku ikut terbentuk.. Kita memiliki satu hal yang sama,,we love culinary, yach walaupun tetep dengan makanan yang berbeda-beda.. selayaknya sebuah pertemanan, gak jarang kita berbeda pendapat, tapi I'm sure kalo perbedaan-perbedaan itulah yang ngebuat kita jadi seorang wanita yang lebih baik... Aku sangat bersyukut sekaili karena aku bisa ketemu dengan mereka-mereka ini, mungkin suatu saat kita akan berpisah tapi itu semua pasti kehendak tuhan. You know girls,   words never ever express how i feel to have u all guys in my life...sodara ku n sahabatku.. ^^   

The end of story...

Ada masa dimana aku harus mengatakan dan menerima sebaris lirik “Mungkin kisah kita tlah usai”, yang pas jaman-jaman aku SMA dulu ngetrend banget. Ngomongin masalah relasi, kalo diinget-inget lagie, setiap relasi yang terbentuk, yach apapun itu. Ada kenangan tersendiri dibalik itu, entah itu bisa ngebuat tersenyum atau sesuatu yang membuat saya menarik nafas dalam-dalam. Memang bukanlah hal mudah untuk memaknai lirik tersebut, apalagi sebuah relasi yang mendalam karena bagiku setiap relasi yang aku jalin itu cukup berharga untuk dijalani. Ketika aku harus menerima sepenggal lirik tersebut, dengan hati yang berantakan dan air mata yang bercecera dimana-mana, yang apakah dalam perjalannya akan bisa sembuh dengan cepat ataukah justru sebaliknya. Dalam setiap relasi yang bermasalah aku selalu mencoba untuk memperbaiki setiap keretakan yang terjadi karena itu tadi menurut saya ini sangat penting dan berharga untuk dipertahankan. Yach bisa dikatakan aku akan terus berjuang sampai titik d

Being mature is a choice??

Being mature is a choice? Apakah menjadi dewasa itu sebuah pilihan? Mungkin, karena dewasa menurut saya itu dimana kita harus memulai mengambil sebuah komitmen untuk mau dipimpin, diarahkan, dibentuk, etc (tentu saja dengan orang yang kita anggap tahu kalo mereka-mereka ini bisa mengarahkan kita).  Terkadang kita terlalu fokus dan naïf dalam memaknai hal-hal tersebut. Sebenernya kalo dipikir lagi yach, kalo kita gak mau dipimpin dan diarahkan terus kita mau ngapain hayo? Mau yang enak-enak ajah kah? Atau Masih terus mau dimengerti, karena kita masih “seger” a.k.a muda gitu? Terlalu dangkal sekali pemikiran kaya’gitu bukan. Karena mungkin hidup itu pilihan (refer to the previous story). Ehm, tapi perlu diingat ada satu hal yang itu mutlak hukumnya. Kita tidak bisa membuat pilihan ketika kita harus menerima “He”. Ketika menerima DIA seharusnya kita melakukan apa saja yang DIA inginkan bukan yang “I” inginkan. Dalam hal ini seharusnya kita menyadari jika segala sesuatu yang telah “I